Dalam kondisi normal, persilangan monohibrida menghasilkan perbandingan individu keturunan 3 : 1 atau 1 : 2 : 1, dan persilangan dihibrida menghasilkan individu keturunan 9 : 3 : 3 : 1. Pada kenyataan di lapangan, seringkali hasil persilangan Mendel dapat menghasilkan perbandingan individu yang tidak tepat. Pada persilangan dihibrida, dapat dihasilkan perbandingan yang merupakan variasi dari perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 yaitu 12 : 3 : 1; 9 ; 7 atau 15 : 1. Meskipun demikian, perbandingan tersebut tetap mengikuti aturan Hukum Mendel. Oleh karena itu, hasil perbandingan tersebut dikatakan sebagai penyimpangan semu Hukum Mendel. Penyimpangan - penyimpangan tersebut antara lain adalah Atavisme, Epistasi dan Hipostasi, gen-gen komplementer, Kriptomeri, dan Polimeri.
1.Atavisme
Atavisme adalah interaksi dari beberapa gen yang mengakibatkan munculnya suatu sifat yang berbeda dengan karakter indukya. Contohnya adalah sifat jengger ayam. Jengger ayam memiliki empat bentuk yaitu walnut (R_P_), Rose (R_pp), pea (rrP_), dan single (rrpp).
]
Sifat genetis pada jengger ayam
Penyimpangan yang terjadi pada atavisme bukan mengenai rasio fenotipe F2, melainkan munculnya sifat baru pada jengger ayam yaitu walnut dan single. Untuk lebih lanjut, Anda dapat melihat skema di bawah ini :
2. Epistasi dan Hipostasi
Adalah interaksi dari beberapa gen yag bersifat saling menutupi. Gen yang bersifat menutupi disebut epistasis dan gen yang bersifat tertutupi disebut hipostasis. Ada 3 macam epistasi dan hipostasi, yaitu epistasi dominan, resesif, dan dominan-resesif.
a. Epistasi Dominan : terdapat gen dominan yang bersifat epistasis terhadap gen lain yang tidak se-alel
Perbandingan fenotipenya adalah hitam : kuning : putih = 12: 3: 1
b. Epistasi Resesif : terdapat gen resesif yang berisfat epistasis terhadap gen lain yang tidak se-alel.
Tikus Hitam : 9
Tikus krem : 3
Tikus Albino: 4
Perbandingan fenotipnya adalah: hitam : krem : albino = 9 : 3 : 4
c. Epistasi Dominan dan Resesif : terdapatdua gen epistasis, gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya dan gen resesif dari pasangan gen II juga epistasis terhadap pasangan gen I
Perbandingan fenotipenya adalah ayam putih : ayam berwarna = 13 : 3
3. Gen - Gen Komplementer
Gen - gen komplementer merupakan gen yang saling berinteraksi dan saling melengkapi sehingga memunculkan fenotipe tertentu. Jika salah satu gen tidak muncul atau tidak sempurna.
Pada bunga Lathyrus odoratus terdapat dua gen yang saling berinteraksi dalam memunculkan pigmen warna pada bunga, yakni gen yang mengontrol munculnya bahan pigmen (C) dan gen yang mengaktifkan bahan tersebut (P). Jika keduanya tidak hadir bersamaan, tentu tidak saling melengkapi antara sifat satu dengan yang lainnya dan menghasilkan bunga dengan warna putih (tidak berpigmen). Apabila tidak ada bahan pigmen, tentu tidak akan muncul warna, meskipun ada bahan pengaktif pigmennya.
Berdasarkan hasil persilangan di atas, perbandingan fenotipe ungu : putih = 9:7
4. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa munculnya karakter gen dominan lainnya. Jika gen dominan berdiri sendiri, karakternya akan tersembunyi (kriptos). Interaksi antargen dominan akan menimbulkan karakter baru. Contoh persilangan antara Linnaria maroccana berbunga merah dengan Linnaria maroccana berbunga putih dihasilkan F1 seluruhnya berwarna ungu
Perbandingan fenotipe yang diperoleh adalah ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
5. Polimeri
Polimeri merupakan bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Polimeri terjadiakibat adanya interaksi antara dua gen atau lebih sehingga disebut juga gen ganda. Peristiwa polimeri mirip dengan persilangan dihibrida dominan tidak penuh (intermediat). Contoh tanaman gandum berbiji merah disilangkan dengan tanmana gandum berbiji putih menghasilkan tanaman gandum dengan warna yang sangat beragam.
Perbandingan fenotipe yang didapat adalah merah : putih = 15:1
VIDEO
SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Warna biji gandum merah ditentukan oleh M1 dan M2. Dari persilangan gandum merah didapatkan keturunan dengan rasio 15 gandum biji merah dan 1 gandum biji putih. Genotipe parental yang disilangkan tersebut adalah... (UN 2011)
A. M1m1M2m2 >< M1m1m2m2
B. M1M1M2m2 >< m1m1M2m2
C. M1m1M2M2 >< m1m1M2m2
D. M1M1M2m2 >< M1m1m2m2
E. M1m1M2m2 >< M1m1M2m2
Pembahasan:
Pada polimeri bila masih mengandung gen dominan, maka fenotipenya masih sama. Dari alternatif jawaban, yang menghasilkan jumlah kombinasi 16 (15:1) adalah M1m1M2m2 >< M1m1M2m2
2.Penyimpangan perbandingan fenotip pada F2 pada persilangan dengan dua sifat berbeda, misalnya dari 9:3:3:1 menjadi 9:3:4 disebut...
A. pindah silang
B. hipostasis
C. epistasis
D. polimeri
E. kriptomeri
Pembahasan:
Kriptomeri adalah kasus penyimpangan Mendel yang seakan-akan ada faktor yang tersembunyi.
Parental: AAbb (merah) >< aaBB (putih)
F1: AaBb (ungu)
F2: 9 = A_B_ = ungu
3 = A_bb = merah
3 = aa_B_ = putih
1 = aabb = putih
(Warna-warna tersebut pada bunga Linaria maroccana)
3. Pada tikus, warna bulu hitam dikendalikan oleh gen R dan C bersama-sama, sedangkan rr dan C menyebabkan warna krem. Bila ada cc, tikus itu menjadi albino. Perkawinan antara tikus hitam homozigot dengan tikus albino menghasilkan F1 semua hitam. Bila F1 disilangkan sesamanya, maka pada F2 didapatkan keturunan hitam:krem:albino dengan perbandingan...
A. 1 : 2 : 1
B. 3 : 1 : 12
C. 9 : 3 : 4
D. 12 : 3 : 1
E. 13 : 2 : 1
Pembahasan:
Hal ini suatu kasus epistasis resesif, yaitu suatu keadaan gen resesif menutup gen lainnya yang bukan alelnya.
Diketahui:
R dan C bersama-sama menyebabkan warna hitam rr dan C menyebabkan warna krem bila ada gen cc mengakibatkan warna bulu tikus albino.
Perkawinan tikus hitam homozigot dengan tikus albino menghasilkan F1 semua hitam.
Penyelesaiannya:
P : RRCC (hitam) >< rrcc (albino)
F1 : RrCc (Hitam)
Gamet F1: RC, Rc, rC, rc
9 = R_C_ = hitam
3 = R_cc = albino
3 = rrC_ = krem
1 = rrcc = albino
Ratio fenotip hitam : krem : albino = 9 : 3 : 4
4. Dua ekor ayam disilangkan dan diperoleh keturunan sebagai berikut:
9 walnut dan 3 rose
Berdasarkan keterangan di atas, maka genotip dari kedua induk adalah...
A. rrPp dan RRPp
B. RrPP dan RRPp
C. rrPP dan rrPp
D. RrPP dan rrpp
E. RrPp dan rrPP
Pembahasan:
Walnut = R_P_
Rose = rrP_
P: rrPp (Pea) >< RRPp (Walnut)
G: rP, rp, RP, Rp
F1: rrPp, RrPP, RrPp, RrPp
(1 Rose, 3 Walnut ) x 3
= 3 Rose, 9 Walnut
5. Pada ayam pial disebabkan oleh interaksi sebagai berikut rrP_ = pial biji. R_pp = pial ros, R_P_ = pial walnut dan rrpp pial tunggal. Diadakan penyilangan antara ayam berpial biji dengan ayam berpial ros. Anak ayam keturunan F1 ada yang berpial tunggal. Dari hasil penyilangan ini diketahui bahwa genotip kedua parental adalah..
A. RrPpXrrPp
B. rrPP X Rrpp
C. rrPp X Rrpp
D. rrPpXRRpp
E RrPp X rrpp
Pembahasan:
Diketahui:
rrP_ = biji
R_pp = rose
R_P_ = walnut
rrpp = tunggal
P = pial biji X pial rose
jika menghasilkan ayam berpial tunggal, maka parentalnya adalah: rrPp X Rrpp
6. Bunga merah disilang dengan putih diperoleh f1 warna ungu f1 disilang sesamanya diperoleh hasil f2 dengan ratio perbandingannya 9 ungu : 3 merah : 4 putih. Dari hasil tersebut dapat ditentukan bahwa terjadi peristiwa ..........
A. Epistasis
B. Hipostasis
C. Polimeri
D. Kriptomeri
E. Komplementer
Pembahasan
- Pada peristiwa kriptomeri didapatkan perbandingan 9 : 3 : 4
- Pada peristiwa polimeri didapatkan perbandingan 16 : 1
- Pada peristiwa Epistasis dan Hipostasi didapatkan perbandingan 12 : 3 : 1.
7. Modifikasi ratio 56, 25: 18, 75 :25 dijumpai pada ........
A. komplementer
B. kriptomeri
C. interaksi
D. epistasis/hipotasis
E. polimeri
Pembahasan
56,25: 18,75 : 25 = 9 : 3 : 4 Disini terjadi peristiwa kriptomeri, yaitu interaksi yang sifatnya menyembunyikan sifat yang terdapat pada nenek moyangnya.
8. Perkawinan tikus hitam dan tikus kuning dimana faktor (H) pembawa sifat hitam bersifat epistasis terhadap faktor (K) pembawa sifat kuning yang hipostasis. Jika Hh Kk disilangkan dengan Hb KK genotip tikus hitam yang akan dihasilkan adalah ........
A. 2 macam
B. 3 macam
C. 4 macam
D. 6 macam
E. 5 macam
Pembahasan:
Perkawinan tikus hitam dan tikus kuning
HhKk X HhKK H epistasi faktor K
maka genotif tikus hitam yang dihasilkan
HHKK, HHKk, HhKK, HhKk
9. Interaksi antara dua pasang gen yang mengendalikan karakter bentuk pial ayam, dilambangkan dengan R_P_ untuk ayam berpial walnut, R_pp untuk ayam berpial rose, rrP_ untuk ayam berpial pea, dan rrpp untuk ayam berpial single. Persilangan antara ayam berpial walnut dan berpial pea menghasilkan keturunanwalnut dan rose dengan rasio 3 : 1. Berdasarkan hasil persilangan di atas, genotip induknya adalah. . .
a. RRPP x rrPP
b. RRPp x rrPp
c. RrPP x rrPP
d. RrPP x rrPp
e. RrPp x rrPp
Pembahasan :
P = walnut (R_P_) >< pea (rrP_)
F1 = walnut (R_P_) : pea (rrP_)= 3 : 1
Pada persilangan antara walnut (R_P_) dengan pea (rrP_) didapatkan keturunan yang berpial rose (R_pp), maka masing-masing induk pastilah mengandung (p). jika dituliskan :
P = walnut (R_Pp) >< pea (rrPp)
Menghasilkan keturunan walnut dan rose dengan rasio 3:1 , maka genotip induk yang walnut harus (RRPp) bukan (RrPp) karena jika RrPp maka akan didapatkan keturunan yang berfenotip rose, pea, dan single.
10. Ayam berpial Rose (Rrpp) disilangkan dengan ayam berpial Pea (rrPp). Genotip anaknya yang berpial walnut adalah ..
A. RRPP
B. RRPp
C. RrPP
D. RrPp
E. rrPp
Pembahasan :
Rrpp x rrPp Rp rP rp rp > RrPp = walnut
> Rrpp = rose
> rrPp =biji
> rrpp =single
genotipnya RrPp
11. Ayam berpial walnut disilangkan dengan ayam berpial pea. Dari persilangan tersebut diperoleh ayam berpial rose dan single. Berdasarkan uraian tersebut, genotipe induknya adalah...
A. RRPP >< rrPp
B. RRPp >< rrPp
C. RrPP >< rrPp
D. RrPp >< rrPP
E. RrPp >< rrPp
Pembahasan :
P : RrPp >< rrPp
G : Rp >< rP Rp rp Rp
F1 : walnut (RrPP, RrPp, RrPp), rose (Rrpp), pea(rrPP, rrPp, rrPp), single (rrpp)
12. Persilangan tanaman gandum berbiji merah (M1M1M2m2) dengan tanaman gandum berbiji merah muda (m1m1M2m2) menghasilkan keturunan dengan fenotipe tanaman gandum berbiji merah, tanaman gandum berbiji merah sedang, dan tanaman gandum berbiji merah muda. Apabila F1 tanaman gandum berbiji merah muda disilangkan dengan sesamanya, persentase F2 berupa tanaman gandum berbiji putih sebesar....
A. 0%
B. 25%
C. 50%
D. 75%
E. 100%
Pembahasan :
P1 : M1M1M2m2 >< m1m1M2m2 G1: M1M2 m1M2 M1m2 m1m2
F1: M1m1M2M2 (merah) M1m1M2m2 (merah sedang) M1m1M2m2 (merah sedang ) M1m1m2m2 (merah muda) P2 : M1m1m2m2 >< M1m1m2m2 G2 : M1m2 M1m2 M1m2 m1m2 F2: M1M1m2m2 (merah sedang) M1m1m2m2 (merah muda ) M1m1m2m2 (merah muda) m1m1m2m2 (putih)
Persentase = ¼ x 100% = 25%
13. Persilangan antara bunga Linnaria maroccana merah (Aabb) dan putih (aaBb) menunjukkan peristiwa kriptomeri. Apabila F1 yang memiliki fenotipe ungu dan F1 yang memiliki fenotipe merah disilangkan dan menghasilkan 360 tanaman, jumlah keturunan yang berfenotipe putih sebanyak .... tanaman
A. 45
B. 90
C. 135
D. 180
E. 270
Pembahasan:
P1 = Aabb >< aaBb
F1= AaBb (ungu), Aabb(merah), aaBb(putih), aabb(putih)
P2= AaBb (ungu) >< Aabb (merah)
F2= ungu(AABb, AaBb, AaBb), merah(AAbb, Aabb, Aabb), putih(aaBb, aabb)
Jadi, keturunan yang berfenotipe putih sebanyak adalah : 2/8 x 360 = 90 tanaman
14. Persilangan antara tanaman berbunga biru (BBRR) dengan tanaman berbunga putih (BBrr) menghasilkan keturunan F1. Peristiwa tersebut adalah peristiwa komplementer. Gen B membentuk pigmen warna biru, sedangkan R membentuk enzim pengikat. Apabila F1 tersebut disilangkan dengan sesamanya, perbandingan persentase fenotipenya adalah....
A. biru : putih = 100% : 75%
B. biru : putih = 75% : 25%
C. biru : putih = 50% : 50%
D. biru : putih = 25% :75%
E. biru : putih = 0% : 100%
Pembahasan :
P1 : BBRR >< BBrr F1 : BBRr P2 : BBRr >< BBRr F2 : biru (BBRR, BBRr, BBRr), putih(BBrr)
Persentase fenotipe: Biru = ¾ x 100% = 75%, Putih = ¼ x 100% = 25%
Perbandingan Biru :Putih = 75% : 25%
15.Gen M (merah), epistasis terhadap gen H(hijau). Kedua gen tersebut bersifat dominan terhadap alelnya (kuning). Pada persilangan antara tanaman berdaun merah (MMHh) dan tanaman berdaun hijau (mmHH) menghasilkan dua tanaman berdaun merah dengan genotipe yang berbeda. Apabila dilakukan persilangan antara kedua tanaman berdaun merah tersebut, perbandingan fenotipe yang diperoleh adalah ....
A. merah : hijau = 6:2
B. merah : kuning = 3 : 3
C. merah : kuning = 15:1
D. merah : hijau : kuning = 4 : 3 : 1
E. merah : hijau : kuning = 9 : 3 : 4
Pembahasan:
P1 : MMHh >< mmHH
F1 : MmHH, MmHh
P2 : MmHH >< MmHh
F2 : merah(MMHH, MMHh, MmHH, MmHh, MmHH, MmHh), hijau(mmHH, mmHh)
Jadi perbandingan fenotipe yang diperoleh adalah merah : hijau = 6 : 2
SUMBER
Kurniawati, Dewi, dan Ratna Rima Melati. 2012. Bank Soal Biologi SMA/MA. Surakarta: PT. Aksarra Sinergi Media.
Tim Guru Eduka. Mega Bank Soal Biologi & Kimia SMA Kelas 1,2, & 3. Jakarta, DKI Jakarta: Cmedia, 2014. 544.
Wigati Hadi Omegawati, Teo Sukoco, Rumiyati, Siti Nur Hidayah. Detik – Detik Ujian Nasional Biologi Tahun 2014/2015. Klaten: Intan Prawira, 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar